Aksi Bela Tauhid, Gerakan Politik Berkedok Kalimat Tauhid?
Beberapa waktu lalu, pembakaran bendera HTI di Garut sempat dipelintir menjadi pembakaran panji Rasulullah. Mereka para pendukung HTI dan kubu oposisi beramai-ramai menyamakan bendera HTI sebagai bendera tauhid.
Dengan isu seperti itu, gerombolan pengusung khilafah itu ingin membangun opini bahwa Banser NU telah menista agama Islam. Lebih jauh lagi, mereka ingin menyudutkan pemerintahan Presiden Jokowi.
Padahal, jelas antara keduanya itu berbeda. Bendera HTI tidak sama dengan liwa dan rayyah sebagai panji Rasulullah dulu. Sebab, dalam hadits soal liwa dan rayyah sama sekali tidak disebutkan adanya kalimat tauhid. Namun hanya dinyatakan bahwa liwa itu berwarna hitam, dan rayyah itu berwarna putih.
Kedua, bendera yang dibakar oleh Banser NU itu jelas merupakan atribut HTI. Karena ditinjau dari khat (ragam huruf) dan harakatnya itu identik dengan HTI. Bila bendera itu disebut liwa dan rayyah jelas salah, karena tulisan di zaman Rasul itu tidak memakai harakat.
Menurut rekam jejak berupa video dan foto, terlihat bahwa di kantor dan spanduk HTI selalu mennggunakan bendera bertuliskan tauhid sebagaimana yang dibakar oleh Banser NU itu. Dengan demikian, tak bisa dibantah bahwa bendera itu memang atribut organisasi terlarang tersebut.
Apalagi, pembawa bendera itu sendiri, yakni Uus Sukmana telah mengakui bahwa bendera yang dibawanya itu adalah atribut HTI. Jadi dusta mana lagi yang akan disebarkan?
Kemudian, kita semua paham bahwa Aksi Bela Tauhid itu hanyalah aksi politik dengan berkedok Tauhid. Demo itu digelar demi kepentingan politik, bukan semata-mata membela agama.
Karena dalam Aksi Bela Tauhid itu justru muncul wacana #2019GantiPresiden. Bila itu murni untuk membela agama, mengapa harus menurunkan rezim Presiden Jokowi? Ini jelas aksi politik yang dibungkus kedok tauhid.
Kita sudah paham skenario yang kerap dimainkan oleh kubu oposisi selama ini. Mereka adalah golongan yang gemar mempolitisasi agama untuk kepentingan politik.
Tak bisa disangkal lagi, mereka itulah penjual ayat agama itu dengan harga yang sangat murah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar