Bila kita telusuri rekam jejaknya, sikap bengal dan nakal dari Prabowo Subianto itu sudah mulai muncul sejak masa muda. Ia dikenal sebagai taruna yang bandel ketika menempuh pendidikan di Akabri (sekarang Akademi Militer).
Ketika muda, Prabowo adalah perwira yang menonjol karena ambisi dan KKN-nya. Bayangkan saja, dia adalah putra seorang Menteri, sekaligus menantu penguasa rezim di Indonesia yang terkenal paling korup se-dunia, Soeharto.
Prabowo masuk Akmil tahun 1970 melalui rekomendasi ayahnya Soemitro Djojohadikusumo.
Namun dalam menempuh pendidikan Akmil, Prabowo pernah melarikan diri atau desersi karena tidak tahan terhadap budaya keras, disiplin, ketat, pengkaderan dan penggojlokan ala militer di Akmil yang saat itu dipimpin Letjen Sarwo Edhie Wibowo (ayah dari Ani Yudhoyono).
Sebagai anak muda putra menteri dan kaya raya, Prabowo di Akabri sering bersikap eksklusif dan menyendiri. Menurut kabarnya, dia merasa tidak nyaman dengan lingkungannya yang dinilai bukan level atau kelasnya sebagai anak orang kaya.
Tak hanya itu, menurut cerita beberapa seniornya di Akabri, Prabowo juga pernah tinggal kelas selama menempuh pendidikan di sana. Ia lulus dengan terlaambat setahun, sehingga menjadi angkatan 1974.
Hal itu karena Prabowo kedapatan pernah melarikan diri dari Akabri untuk berpacaran di Jakarta. Selain juga karena dirinya suka berantem hingga salah satu korbannya adalah SBY.
Prabowo kemudian dijodohkan orang tuanya dengan seorang gadis, namun menolak hingga mempermalukan orang tuanya dengan tidak mengindahkan pertunangan itu.
Ia melarikan diri dengan cara ikut dalam operasi militer di Timor Timur yang berakibat pertunangannya dibatalkan dan membuat keluarganya malu.
Masa muda Prabowo yang bengal itu dibawanya hingga dewasa. Karena karakter dan watak tak mungkin bisa dilepaskan begitu saja. Terbukti ketika dirinya menjdi Danjen Kopassus kasus penculikan menjadi ingatan publik yang tak pernah dilepaskan dari dirinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar