Minggu, 04 November 2018

Cawapres Sandiaga Uno Manfaatkan Hoaks Jatuhnya Pesawat Lion Air untuk Tuai Popularitas

Di tengah situasi yang menyedihkan sekalipun, Sandiaga Uno ternyata berani mempolitisasi kejadian tersebut untuk menarik simpati dan perhatian masyarakat. Hal ini terlihat saat dirinya terbukti menyebarkan informasi hoaks terkait penerbangannya ke Pangkal Pinang lalu dengan pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Karawang, beberapa waktu lalu.

Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, cawapres Sandiaga Uno mengaku bahwa dirinya terpukul saat mengetahui peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air tersebut. Pasalnya, beberapa waktu lalu, dirinya juga menumpang pesawat yang sama saat menuju Pangkal Pinang.

Pernyataan Sandi tersebut membuat salah seorang warganet  bernama Dhieka Setyawan menyelidiki kebenaran pernyataan cawapres nomor urut 02 tersebut. Hasilnya, ternyata tidak ada penerbangan pesawat Lion Air dengan kode PK-LQP tersebut selama bulan Oktober 2018.

“Pak @sandiuno sy sudah cek di @flightaware PK-LQP tidak ada terbang ke Pangkal Pinang selama bulan Oktober, sampai terakhir nahas itu.. mgkn bapak naiknya pesawat dengan registrasi lain..” tulis Dhieka Setyawan dalam akun Twitter @DhiekaSetyawan pada tanggal 02 November 2018 pukul 10:28 WIB

Berdasarkan hasil penelusuran di flightaware.com, ternyata pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP tersebut tidak pernah terbang ke Pangkal Pinang sebelumnya. Dengan demikian, pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP tersebut hanya terbang satu kali menuju Pangkal Pinang dan itupun tidak pernah mendarat di sana, karena jatuh di perairan Tanjung Karawang pada hari Senin (29/10).

Penjelasan dari warganet di atas sekaligus membongkar kebohongan Sandi terkait pernyataan bahwa beliau naik pesawat yang sama ke Pangkal Pinang dua minggu lalu.

Apa yang dilakukan Sandi ini sungguh tidak dapat ditolerir, dimana beliau bukannya menunjukkan simpati maupun empati kepada para keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air dengan kode penerbangan JT-610, namun malah menggunakan musibah tersebut untuk menjadi panggung mencuri perhatian publik. Ini dalam rangka menaikkan popularitasnya dalam kontestasi Pilpres.

Di zaman kiwari ini, masyarakat seyogianya harus waspada terhadap segala informasi yang diperoleh. Agar tak menjadi korban informasi hoaks.

Kejadian ini harus disebarluaskan melalui berbagai kanal media agar menjadi pembelajaran bersama, terutama untuk senantiasa berhati-hati dalam menelisik sepak terjang calon pemimpin 5 tahun ke depan.

Jangan sampai setelah agama menjadi jualan, kejadian kecelakaan pun turut menjadi barang dagangan. Ini sungguh terlalu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar