Senin, 05 November 2018

Tak Mau Minta Maaf, Kubu Prabowo Justru Sebar Fitnah Ada Pengerahan ASN dalam Demo Protes Warga Boyolali

Pagi itu Minggu (4/11), ribuan warga Boyolali turun ke jalan buntut dari pidato Calon Presiden Prabowo Subianto yang menyebut 'tampang Boyolali'. Aksi tersebut dipusatkan di dua lokasi, yakni Patung Kuda Simpang Lima dan Gedung Mahesa.

Massa turun ke jalan dengan mengendarai sepeda motor. Mereka membawa berbagai poster yang bertuliskan kecaman terkait ucapan mantan Danjen Kopassus itu soal 'tampang Boyolali'. Massa juga membawa spanduk bertuliskan “Tolak Prabowo, Boyolali Damai”, “Tolak Prabowo”, “Prabowo Harus Minta Maaf”.

Ribuan warga itu melakukan aksi demo bukan sebagai bentuk kampanye kepada salah satu capres ataupun untuk kepentingan politik tertentu, tetapi warga benar-benar marah dan memprotes keras ucapan Prabowo tentang tampang Boyolali tersebut. Perkataan Prabowo itu telah meluka hati rakyat.

Sebelumnya, dalam sebuah pidato Prabowo dinilai melecehkannya dan menghina warga Boyolali karena tak mungkin kaya raya dan tidak pernah masuk mal dan hotel. Prabowo bergurau “tampang Boyolali” itu miskin dan mungkin tak pernah memasuki hotel mewah di Jakarta.

Namun anehnya, meski telah memicu kemarahan masyarakat seperti itu, Prabowo dan para pendukungnya tak mau mengakui kesalahannya. Sebagaimana disampaikan oleh juru bicara Sriyanto Saputro, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, menolak meminta maaf.

Menurutnya tidak ada kesalahan atas ucapan Prabowo dalam pidato pembukaan posko relawan Prabowo-Sandi di Boyolali itu.

Lebih jauh lagi, Wakil Ketua Partai Gerindra Ferry Juliantono justru menuding aksi protes tersebut karena adanya mobilisasi tertentu, bahkan melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam aksi itu.

Tentu saja, itu adalah cara pemutarbalikkan fakta yang nyata. Setelah Prabowo berbuat salah, bukannya meminta maaf, sebaliknya  justru menolak dan memelintir kenyataan di lapangan.

Harusnya Prabowo dan timnya itu belajar dari kesalahan tersebut, bukan malah menyalahkan masyarakat Boyolali dan mencari kambing hitam serta memprovokasi isu adanya pengerahan atau keterlibatan ASN di Aksi Bela “tampang Boyolali”. Itu adalah tuduhan yang keji.

Belajar dari petahana, ujaran kebencian juga sering disampaikan oleh massa pendukung Prabowo kepada Presiden Jokowi, namun timses dan Presiden Jokowi tidak terlalu baper dan ambil pusing karena cukup dijawab dengan bukti kerja. Itu yang harusnya dicontoh. 

Bila Prabowo mengaku sebagai mantan prajurit yang berjiwa ksatria, dia harusnya meminta maaf. Bukan malah sembunyi muka dan menyalahkan masyarakat. Itu adalah watak seorang pengecut dari calon pemimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar