Kamis, 01 November 2018

Stabilitas Harga Pangan di Era Jokowi dan Isu Hoaks terkait Tempe Setipis ATM


Beberapa waktu lalu, cawapres Sandiaga Uno menyebut bahwa kenaikan harga pangan melonjak tajam. Bahkan karena harganya meningkat, ukuran tempe saat ini menjadi setipis kartu ATM.

Tempe seolah menjadi senjata bagi kubu Prabowo-Sandi untuk menyudutkan pemerintah. Itu adalah metafora dari harga pangan yang menjadi persoalan sehari-hari rakyat.

Melalui isu tempe, setipis ATM Sandiaga Uno ingin mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi gagal memenuhi kebutuhan sehari-hari rakyat.

Namun, benarkah demikian? Bahwa tempe sekarang setipis ATM dan berharga sangat mahal? Tentu saja jawabannya tidak. Sebab, faktanya harga pangan di pasar masih stabil.

Melalui isu tempe itu, Sandiaga membohongi masyarakat dengan memunculkan masalah tanpa didasarkan data akurat dan tanpa solusi penyelesaian. Hal itu bisa dikatakan sebagai hoax.

Dibalik pernyataan Sandiaga yang menghantam kubu petahana dengan isu tempe setipis kartu ATM itu, kenyataannya justru Sandi sendiri tak pernah menunjukkan wujud barangnya. Karena memang tak ada tempe setipis ATM tersebut.

Alhasil, kebohongan itu akhirnya dibantah oleh Presiden Jokowi dengan melakukan blusukan ke pasar secara langsung. Seperti diketahui, Presiden Jokowi blusukan ke Pasar Suryakancana, Bogor, bersama Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pada Rabu (31/10).

Dalam kunjungannya itu, Presiden Jokowi juga mengecek harga dan ukuran tempe. Hal ini membalikkan keadaan dan membantah pernyataan Sandiaga terkait isu tempe setipis ATM.

Presiden menunjukkan ke publik bahwa tempe di pasar masih tebal dengan harga yang stabil dan tak ditemukan tempe setipis kartu ATM.

Hingga saat ini, pemerintah terus berupaya menjaga inflasi agar tetap rendah, dengan kisaran di bawah 3,5 persen. Salah satu faktor inflasi rendah itu adalah karena pemerintah berhasil menjaga stabilitas harga pangan.

Namun, seorang pengusaha muda yang disebut cerdas dan kini maju sebagai Cawapres justru menggoreng isu dengan ucapan ngawur. Dengan gayanya seperti itu mau dibawa kemana Indonesia ke depannya.

Sandiaga Uno memang wong edan bermental tempe, mencari simpati rakyat kok tidak pakai cara cerdas.

Hal ini menjadi pelajaran bagi kita agar tidak mudah terpengaruh isu hoaks terkait persoalan ekonomi. Kita harus periksa ulang narasi kebohongan itu dengan membandingkan dan membuktikannya di lapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar