Organisasi massa Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah bersepakat untuk menjaga persatuan Islam di Indonesia. Kekhawatiran perpecahan itu lantaran muncul watak Islam beringas, radikal, dan keras belakangan ini.
Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah perpecahan umat yang mulai bermunculan dengan watak Islam beringas, radikal, dan keras akhir-akhir ini. Tentu saja, watak seperti itu tidak sesuai dengan jati diri umat Islam Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan ketika konferensi pers pertemuan Muhammadiyah dan NU di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (31/10).
Umat islam di Indonesia sebaiknya agar tetap waspada terhadap bahaya HTI ataupun kelompok yang mempromosikan ide mengenai khilafah atau negara Islam. Mengingat cita-cita pendirian Khilafah di seluruh Asia Tenggara, termasuk di Indonesia itu bukanlah isapan jempol belaka.
Bahkan menurut informasi para pengusung ideologi khilafah itu ingin ada khilafah di Asean, termasuk Indonesia, pada 2024. Kondisi ini tentu saja sangat mengkhawatirkan.
Hal tersebut tidak boleh terjadi dan terlaksana di Indonesia. Oleh karenanya, harus dicegah secara bersama. Di sini NU dan Muhammadiyah akan bertekad sekeras mungkin membentengi NKRI dari rongrongan kelompok pengusung ideologi khilafah seperti HTI di Indonesia.
Kita juga harus mendukung perjuangan ini. Jangan sampai negara kita yang damai, aman, dan sentosa ini terganggu dan menjadi perang saudara seperti di Timur Tengah karena adanya ideologi dan watak Islam yang beringas, serta mengadu domba satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar