Kamis, 07 Maret 2019

Awas, Ada HTI Di Belakang Prabowo-Sandi

Dalam beberapa tahun ini, ekspresi politik puritanisme semakin menguat. Kelompok Islam politik yang ingin mengganti dasar negara atau formalisasi syariat semakin berani menunjukkan dirinya. 


Apalagi momen politik memberikan angin segar. Kelompok oposisi dari pemerintahan Presiden Jokowi memberikan ruang dan akomodasi kepada mereka untuk menggalang dukungan anti-Jokowi. 


Diantara itu ada kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Meski telah dibubarkan oleh pemerintah karena ideologi dan agenda politiknya yang ingin mengganti Pancasila, tetapi jaringan mereka masih hidup. 


Sebagian besar mereka kini bergabung dengan barisan pendukung Prabowo-Sandi. Bagi mereka tak ada pilihan lain kecuali mendukung 02, sebab hanya pada mereka harapan untuk eksis kembali itu ada. 


Di alam pikiran HTI, jika Jokowi terpilih lagi HTI sudah pasti tidak bisa lagi berkembang di Indonesia karena memang sudah dilarang. Sebaliknya, jika Prabowo menang, HTI berharap bisa mengembangkan paham khilafah termasuk paham intoleran lainnya.


Selama ini sejumlah kelompok Islam garis keras, termasuk HTI, membangun narasi bahwa Prabowo merupakan pembela Islam. Sedangkan Jokowi adalah musuh Islam dan pihak yang membenci ulama.


Padahal, narasi itu terbukti bertolak belakang dengan fakta yang ada. Prabowo adalah sosok yang tidak taat beraagama dan berasal dari keluarga non-muslim. Sementara itu, Jokoowi justru presiden yang taat beragama, dan berislam sejak dari lahir. 


Kondisi terdesaknya HTI itu mendorong mereka tidak mempedulikan lagi pada keislaman Prabowo. Karena merasa hanya dengan Prabowo, HTI bisa kembali muncul dan tidak dilarang seperti di pemerintahan Pak Jokowi.


Jadi, HTI dan kelompok Islam politik itu terus memutar balikkan fakta demi kepentingannya terpenuhi. 


Bagi mereka, memenangkan Prabowo-Sandi adalah "tujuan antara" untuk mewujudkan visi sebenarnya, yaitu membangun negara Islam. 


Inilah yang perlu diwaspadai dari kubu 02. Jangan sampai mereka menang dan ditunggangi kelompok HTI dan barisan islam garis keras lainnya. 


Indonesia harus kita jaga agar tidak menjadi Suriah kedua. Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika adalah azimat kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar