Meski kerap berkoar-koar soal utang negara, ternyata seorang Prabowo Subianto juga tak terlepas dari mekanisme utang-piutang. Bahkan, beberapa perusahaannya malah terjerat utang hingga ratusan miliar, hingga terancam pailit karena tak mampu melunasinya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu PT Bank Mandiri Tbk melayangkan surat tagihan utang dana reboisasi proyek Hutan Tanaman Industri kepada PT Tanjung Redeb Hutani milik Prabowo Subianto dengan total tunggakan angsuran hutang pokok beserta denda keterlambatan pembayaran sebesar Rp123 miliar.
Kemudian, perusahaan kertas milik keluarga Calon Presiden Prabowo Subianto, PT Kertas Nusantara (PT KN) juga terancam gulung tikar. Sebab Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) PT KN atas PT Multi Alphabet Dinamika (PT MAD).
Jika dalam waktu beberapa bulan, PT KN tidak bisa membayar utang sebesar Rp 142 miliar, maka serta merta dinyatakan bangkrut.
PT KN merupakan perusahaan milik keluarga Prabowo. Dia menduduki kursi Direktur Utama (Dirut) hingga 2009 saat PT KN mulai di landa krisis keuangan.
PT KN sendiri memang mengakui adanya kemacetan dan kemunduran perusahaan. Sehingga mengalami kesulitan dan tidak memiliki dana yang cukup untuk menyelesaikan kewajiban kepada para debitur.
Dengan adanya kasus utang dari Prabowo Subianto itu akan menjadi problem terkait kredibilitas yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan publik akan melihat propaganda anti hutang yang kerap disuarakan Prabowo berbanding terbalik dengan kehidupan bisnis pribadinya.
Itulah sisi lain dari kehidupan Prabowo dan keluarganya. Sering koar-koar anti utang, tetapi perusahaannya sendiri malah terlilih utang. Bagaimana mengatasi masalah bangsa, apabila masalah sendiri saja belum beres?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar