Beberapa waktu lalu, kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet akhirnya disidangkan. Mantan pentolan oposisi itu akan menghadapi tuntutan hukum karena menyebarkan kebohongan di masyarakat.
Terlepas dari kasus tersebut, kita sebenarnya bisa melihat sisi lain dari Prabowo Subianto. Kasus itu telah membuka mata kita seperti apa kualitas kepemimpinannya.
Tak lain adalah pertunjukan tentang begitu buruknya kepemimpinan Prabowo yang mudah mempercayai hoaks. Bahkan capres nomor urut 02 itu tampil sebagai pemimpin tidak matang dan emosional karena menelan informasi tanpa melakukan klarifikasi.
Prabowo telah bertindak grusa-grusu sehingga keputusan yang diambil sangat buruk. Tidak ada yang bisa diharapkan rakyat dari calon pemimpin dengan kepemimpinan yang buruk.
Apalagi setelah kasus ini terbongkar kubu Prabowo ramai-ramai cuci tangan. Kita melihat dengan mata telanjang cara pengecut dari Prabowo dkk yang meninggalkan kawan di saat terseret masalah.
Padahal, kalau mau jujur, seandainya kaasus hoaks Ratna Saarumpaet itu berhasil, maka kubu Prabowo yang diuntungkan.
Dari kasus Ratna Sarumpaet itu kita tahu bahwasanya kubu Prabowo akan menggunakan berbagai cara untuk memenangkan kontestasi Pilpres. Termasuk dengan memanfaatkan kabar bohong dan fitnah.
Melalui hoaks itu sebenarnya mereka berusaha menggiring opini bahwa Jokowi sebagai pemimpin diktator dan otoriter melalui kebohongan Ratna. Namun semuanya gagal.
Tuhan telah menunjukkan kepada masyarakat cara keji dan kejam, serta ambisi sesat kubu Prabowo dkk. Sekarang kita bisa mengetahui teknik semburan dusta yang dipergunakan oleh kubu oposisi.
Kasus Ratna sekaligus juga bisa menjadi pelajaran bagi publik Indonesia. Agar kita tak mudah mempercayai informasi sebelum adanya verifikasi.
Mari kita cerdas dalam berliterasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar