Selasa, 12 Maret 2019

Jokowi vs Prabowo di Mata Orang Aceh

Dukungan kepada Jokowi-Maruf Amin hadir dari Nangroe Aceh Darussalam. Hal ini setelah para eks Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menyampaikan dukungannya kepada calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 tersebut.


Mantan juru bicara (jubir) militer GAM, Sofyan Dawood menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 01 lebih mempunyai komitmen dan ketulusan. Sehingga, dia menegaskan bahwa eks kombatan GAM siap memenangkan Jokowi-Ma’ruf di Serambi Mekah.


Sofyan menilai, selama memimpin Indonesia, Jokowi telah membangun Aceh dengan baik, pembangunan tersebut perlu keberlanjutan. Sehingga lima tahun masa pemerintahan tidak cukup bagi Jokowi membangun Serambi Mekah, dan harus diberikan periode kedua untuk Jokowi menjabat.


Eks kombatan GAM Safrizal Sahril juga mengungkapkan bahwa eks kombatan tak mudah dibohongi oleh hoaks dan fitnah yang mengarah ke Jokowi-Maruf Amin. 


Ia yakin Jokowi mampu membina eks kombatan karena beliau orangnya tulus dan mau bekerja. Jokowi juga dinilai sebagai pemimpin yang berkomitmen, adil, tulus dalam kepemimpinnya.


Wajah Jokowi yang tulus tentu saja berbeda dengan Prabowo yang terkenal bengis. Apalagi Mantan Danjen Kopassus itu juga kerap menyebarkan kabar bohong.


Seperti misalnya, usahanya untuk membodohi masyarakat Aceh dengan cerita sok heroik terkait perburuan Muzakir Manaf (Mualem). Sebelumnya, Prabowo bercerita dirinya pernah memburu komandan GAM itu. 


Padahal kalau dicermati, Mualem dilantik pada tahun  2002, sedangkan Prabowo dipecat dari TNI tahun 1998. Jadi kapan Prabowo memburu Mualem? 


Kemudian, kebohongan lain juga terbongkar. Soemitro Djojohaikoesoemo, ayah Prabowo, itu tak terlibat dalam pembelian pesawat Seulawah yang didanai oleh rakyat Aceh. 


Sebelumnya, disebutkan bahwa ayahnya itu sering pulang pergi ke Provinsi Aceh untuk menggalang dukungan dari masyarakat setempat. 


Padahal, dalam sejarah pembelian pesawat Seulawah tidak pernah ada nama Soemitro. Apalagi ikut menggalang dana. Sebab yang menggalang dana dilakukan oleh Abu Beureueh, GASIDA dan lain-lain. 


Melihat itu, sebaiknya Prabowo harus belajar sejarah lagi dengan baik. Jangan sampai dia menggalang suara di Aceh hanya dengan informasi palsu.


Masyarakat harus sadar dan kritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar