"Sudah minim kerja, prestasi nihil, tetapi gaji terus naik." Itulah gambaran dari Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta.
Betapa tidak, baru-baru ini anggaraan untuk TGUPP DKI Jakarta direncanakan naik menjadi sebesar Rp 21 miliar pada 2020. Anggaran tersebut naik sekitar Rp 2 miliar dari Rp 18,99 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) DKI 2019.
Anggaran sebesar Rp 21 miliar itu telah diusulkan dalam KUA-PPAS 2020 untuk rancangan APBD 2020 yang akan dibahas bersama DPRD DKI Jakarta.
Padahal masyarakat tahu bahwa TGUPP selama ini tidak memberikan kontribusi positif dan terobosan yang signifikan untuk memajukan Ibu Kota.
Bahkan, perkembangan Jakarta bukan semakin maju dari zaman Ahok, tetapi justru semakin menurun. Praktis, tak ada prestasi yang membanggakan dari kinerja para pembantu Gubernur itu, apalagi Gabenernya.
Lucunya, sudah minim kerja dan prestasi tersebut, masih ada saja pihak yang membela TGUPP DKI Jakarta. Diantaranya adalah Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta.
Melalui Ketua Fraksinya, mereka menyebut kenaikan anggaran TGUPP sudah sewajarnya karena Anies tidak memiliki Wagub.
Kalau diamati, pernyataan ini jelas terlalu aneh dan tolol. Sudah jelas TGUPP tidak memberikan kontribusi apa-apa bagi kemajuan DKI Jakarta, bahkan tidak membantu kinerja Anies.
Sementara itu, Anies juga kedodoran memimpin Jakarta sendirian. Tetapi entah mengapa tidak ada Wagub baru, malah menaikkan anggaran TGUPP.
Seharusnya Nasdem mendorong fraksi-fraksi lain di DPRD Jakarta untuk segera memilih Wagub yang sudah lama kosong, bukan malah mendukung kenaikan anggaran TGUPP.
Kalau dipikir-pikir, semua ini sungguh logika yang aneh. Tak masuk akal!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar