Perang propaganda mengenai Papua terjadi di dunia internasional. Sejumlah negara dengan lancang mendukung gerakan kemerdekaan Papua dalam Sidang Umum PBB.
Misalnya, terlihat dari tindakan Pimpinan Partai Australian Greens, Senator Richard Di Natale yang memuji Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai karena mengangkat permasalahan HAM Papua dalam Sidang Umum PBB di New York.
Hal ini sama saja tidak menghargai Republik Indonesia sebagai negara berdaulat. Karena hingga kini Papua adalah bagian sah dari NKRI dan diakui oleh hukum internasional.
Meski melukai perasaan bangsa Indonesia, kita harus sadar bahwa pujian Richard Di Natale itu bukan sikap resmi Pemerintah Australia.
Sejauh ini, Australia sangat menghormati kedaulatan RI dan menganggap Papua sebagai bagian sah dari NKRI.
Sebagaimana diketahui, Negara kecil bernama Vanuatu di bagian Lautan Pasifik itu sangat getol membicarakan Papua di forum internasional. Hal itu lantaran mereka memiliki kepentingan tersembunyi, mungkin terkait dengan sumber daya alam.
Vanuatu adalah state actor yang menjadi sponsor pergerakan separatisme Papua. Mereka sama sekali tidak menghormati kedaulatan NKRI dengan menyusupkan aktivis sekaligus tokoh separatis Papua, Benny Wenda ke dalam Sidang Umum PBB.
Ini sama artinya, kepentingan kelompok ekstremis Papua itu sedang menumpang Vanuatu sebagai ‘kendaraan’ untuk menyampaikan aspirasi di forum internasional.
Kita tahu, Vanuatu adalah pendukung kelompok separatis yang telah menyebabkan konflik dan hilangnya ribuan nyawa warga sipil di Papua.
Mari kita jaga Papua dari provokasi pihak asing yang ingin memisahkan wilayah tersebut dari Indonesia. Bagaimanapun, Papua adalah bagian dari bangsa ini.
Sampai mati, kita harus tetap mempertahankannya. Jangan sampai lepas seperti Timor Timur dulu.
Setuju?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar