Tak dinyana, kerusuhan yang terjadi di beberapa kota di Papua dan Papua Barat lalu, merupakan hasil provokasi dan hasutan dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Alhasil, masyarakat menjadi korban utamanya. Mereka merasa ditipu atas demonstrasi yang berujung pada aksi anarkis tersebut.
Sekitar 300 pelaku aksi demo pada Kamis (29/8/2019) yang berasal dari masyarakat pegunungan di Papua merasa ditipu oleh koordinator aksi massa yang berakhir ricuh dan anarkistis.
Mereka menyesal dan secara sadar berkomitmen untuk tidak akan lagi ikut dalam aksi demo dalam bentuk apa pun. Hal ini seperti disampaikan oleh Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Lektol Cpl Eko Daryanto.
Menurutnya, massa aksi demo di Jayapura mengaku menyesal dan tidak berani kembali ke tempat tinggal mereka di wilayah Abepura dan Waena karena takut mendapat aksi balasan dari masyarakat yang telah menjadi korban aksi penjarahan, pembakaran, pelemparan maupun pengrusakan oleh mereka sendiri.
Kenyataan di atas menunjukan bahwa massa aksi demo di Papua merasa ditipu oleh oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan isu rasisme di Papua.
Kesadaran massa aksi demo telah ditipu oleh oknum tidak bertanggung jawab menguatkan indikasi bahwa pihak-pihak berkepentingan terus berupaya memprovokasi massa dan sengaja manfaatkan situasi sebagai momentum untuk memperkeruh suasana di Papua.
Stop! Jangan mau diadu domba saudaraku. Provokasi dan hasutan dari mereka itu hanya meinginkan bangsa Indonesia hancur.
Kita harus sadar dan menentang setiap upaya pecah belah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar