Rabu, 27 November 2019

Harapan Wapres Kiai Maruf Amin, Indonesia Jadi Pusat Peradaban Islam Moderat



Dengan modal penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia harusnya menjadi rujukan untuk mempelajari peradaban Islam secara umum. 

Tetapi untuk menuju kondisi itu diperlukan sejumlah prasyarat.Adanya pusat penelitian dan ilmu pengetahuan yang berkualitas, salah satunya. 

Harapan itu sempat diungkapkan oleh Wakil Presiden KH. Maruf Amin saat menghadiri pertemuan para ahli yang diselenggarakan Universitas Islam Internasional (UIII). 

Dalam acara itu, hadir para ahli mulai Universitas di Maroko, Kanada, Inggris, Australia, hingga Tunisia.

Kiai Ma'ruf juga berharap, adanya UIII bisa jadi garda terdepan dalam kajian islam secara umum. Serta men jadi kiblat dunia dalam bidang kajian islam Indonesia.

Selain itu, UIII juga diharapkan menjadi pusat penyebaran kebudayaan dan peradaban Islam yang modern, toleran, dan berkemajuan.

Ke depan, UIII sebaiknya membuat pendekatan kajian Islam menggabungkan dua hal. Yaitu kajian Islam penguasaan ilmu-ilmu agama Islam (tafaqquh fid din) yang juga disebut kajian normatif. Dan pengkajian atau penelitian pada masyarakat Islam yang juga disebut kajian empiris. 

Dengan begitu, UIII diharapkan juga menjadi duta dalam mempromosikan Indonesia sebagai referensi kompatibilitas Islam dan demokrasi, serta rujukan dunia bagi perwujudan Islam yang rahmatan lil 'alamiin.

Kemudian, lulusan UIII diharapkan menjadi ahli, ilmuwan atau pemikir, serta cendekiawan Muslim terkemuka yang moderat, demokratis, humanis dan berwawasan global. 

Harapan Wapres Kiai Maruf Amin di atas bisa dilihat sebagai cara pandang kita mengenai Islam dan Indonesia ke depan. Tak perlu pesimis, hal itu tak mustahil untuk kita wujudkan bersama ke depannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar