Kisah kelam kembali hadir dari perjalanan karier mantan Danjen Kopassus, Prabowo Subianto. Ia dikabarkan terlibat dalam kasus pembantaian di desa Nggeselema Papua tahun 1996.
Dalam pembantaian itu, Prabowo juga melibatkan tentara asing SAS Inggris dan tentara bayaran yang bermarkas di Afrika Selatan. Dalihnya ada penyanderaan warga sipil.
Kemudian, dalam drama itu, Prabowo dan Kopassus berperan seolah melakukan pembebasan/penyerahan para sandera di Geselema. Tujuannya untuk menaikkan nama atau pamor Prabowo.
Dengan itu, Prabowo telah melakukan kebohongan publik untuk menaikkan pamornya sebagai pimpinan saat itu. Kebohongan tersebut untuk menutupi kejadian pembantaian warga sipil setelah pelepasan sandera.
Namun dari kejadian itu telah terjadi pelanggaran HAM di wilayah tersebut terkait dengan krisis penyanderaan dan Operasi Militer yang dipimpin Prabowo dengan sederetan kasus yang berdampak pada warga sipil lokal.
Diantaranya, adalah pembunuhan, perkosaan, pemusnahan gereja dan rumah penduduk, kurangnya bahan pangan yang menyebabkan kematian, serta pengungsian besar-besaran.
Berdasarkan rekam jejaknya, Prabowo tidak menujukkan kepedulian terhadap HAM. Apa yang dilakukan Prabowo di Nggeselema Papua adalah upaya merebut krisis sebagai sarana untuk meningkatkan reputasinya dalam negeri dan masyarakat internasional.
Hal itu dilakukan melalui rencana pembebasan sandera dengan sebuah “pembayaran” berdalih negoisasi yang berujung penembakan warga sipil karena dianggap bersimpati kepada OPM.
Hingga kini Prabowo tak pernah mempertanggung jawabkan perkara tersebut. Tetapi kisah kelam ini jangan sampai dilupakan oleh generasi berikutnya, untuk menjadi pelajaran bersama.
Kamis, 03 Januari 2019
Kejahatan Kemanusiaan Prabowo Subianto di Nggeselema Papua
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar