Beberapa waktu lalu, Prabowo dan Sandi menyindir elit partai koalisi pendukungnya yang belum menyumbangkan dana kampanye. Persoalan ini dinilai sensitif, hingga berpotensi merusak ikatan koalisi.
Beberapa kali, pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi memang mengeluh soal dana kampanye ini. Karena sudah menipis, mereka kemudian menggalakkan sumbangan dari para relawan.
Faktanya, hingga kini memang tidak ada dana dari partai pendukung koalisinya seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, dan PAN. Namun, sindiran keras Prabowo dan Sandi memang menyakitkan partai pengusung mereka.
Polemik dana kampanye BPN Prabowo-Sandi seharusnya tidak perlu diumbar ke publik. Karena hal tersebut bersifat internal dan hanya akan berdampak pada pandangan negatif masyarakat jika dipermasalahkan.
Pembahasan dana kampanye di depan publik dan media massa dapat menurunkan semangat kader di tiap daerah juga citra negatif masyarakat.
Konsep Adil dan Makmur yang diusung Prabowo-Sandi sepertinya mulai tak sejalan dengan kenyataan, apalagi antar partai yang berkoalisi. Bahkan bisa saja akan berakhir tanpa bukti nyata yang bisa dirasakan oleh Prabowo maupun Sandi.
Keluh kesah Prabowo dan Sandi terkait tidak imbangnya sumbangan dana kampanye, sehingga sebagian besar dana kampanye berasal dari dirinya sendiri dan partai Gerindra, bisa memunculkan anggapan bahwa partai koalisi lain hanya menumpang. Hal ini telah menunjukkan tidak kompaknya koalisi yang seharusnya mampu bersikap adil sejak awal dibentuk.
Konsep keadilan yang tak terwujud sejak di internal koalisi bisa menjadi penyebab perpecahan. Persis sebagaimana nasib Koalisi Merah Putih terdahulu yang berakhir abu-abu karena akhirnya semua kembali ke kepentingan partai masing-masing.
Jika mengurus BPN di lingkup internal saja sudah tidak bisa dimaknai secara adil, bagaimana nantinya akan membangun masyarakat Indonesia Makmur. Inilah yang perlu dipahami oleh publik.
Sudah saatnya kita merenungkan dan kembali “bersatu” merapatkan barisan demi majunya NKRI.
Jumat, 04 Januari 2019
Polemik Dana Kampanye dalam Koalisi Adil Makmur, Benarkah Mulai Retak?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar