Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menyampaikan pidato kebangsaan di Plenary Hall JCC Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/1).
Dalam pidato tersebut, keduanya memaparkan visi-misi koalisinya dan mengkritik beberapa kebijakan pemerintah, dari ekonomi hingga sikap aparat negara.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengkritik pidato 'Indonesia Menang' capres Prabowo Subianto. Hasto menilai pidato Prabowo itu bernada pesimistis dan mencerminkan kegagalan diri eks Danjen Kopassus itu sendiri.
Prabowo juga terbukti secara sengaja menegasikan kesuksesan Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Jokowi. Juga sama sekali tak ada pandangan yang maju dan optimis dalam pidatonya itu.
Diakui atau tidak, Indonesia sekarang lebih maju. Terlihat dari kesuksesan Asian Games, Asian Para Games, dan kemajuan pembangunannya, serta kehadiran nilai kemanusiaan dalam kebijakan sosial.
Dengan begitu, pidato Prabowo tak lain hanyalah retorika bernada pesimistis, penuh ilusi dan disampaikan melalui teleprompter.
Meski demikian, kita sangat yakin bahwa pidato Prabowo itu tak akan mengubah elektabilitasnya, maupun menurunkan simpati masyarakat pada Jokowi.
Sebab rakyat sekarang sudah cerdas dan logis. Mereka telah merasakan sentuhan kebaikan dari Jokowi.
Selain itu, rakyat juga mulai jengah dengan strategi serangan yang berisi fitnah, pesimisme dan provokatif dari Prabowo itu.
Yg pasti, apa yang disampaikan oleh Prabowo dalam pidatonya itu adalah cerminan wataknya. Ia menihilkan prestasi orang lain, tetapi tak mampu menutupi kegagalannya sendiri. Sifat ini lebih dekat ke pengecut, dibandingkan kstaria.
Selasa, 15 Januari 2019
Pidato Prabowo, Antara Pesimistis dan Menihilkan Kemajuan Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar