Selasa, 08 Januari 2019

Prabowo, Simbol Bangkitnya Kekuatan Sisa Orde Baru, Anti Demokrasi, dan Fundamentalisme Agama



Bila kita menengok sejarah, tak bisa dipungkiri bila Prabowo Subianto merupakan bagian dari rezim imperialis yang bercokol di Indonesia. Ia, bapaknya dan mertuanya adalah penyokong berdirinya Orde Baru, sebuah rezim otoriter yang mengkudeta Soekarno.

Ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo adalah petinggi Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang memusuhi Soekarno. Ketika kekuasaan Soekarno dipreteli oleh Soeharto, dia turut menjadi arsitek rezim tersebut.

Dengan slogan modernisasi, Soemitro Djojohadikusumo saat menjadi Menteri Negara Riset Nasional berhasil menggadaikan seluruh kekayaan alam nasional kepada asing dan tenaga kerja rakyat Indonesia secara murah. Salah satu yang monumental adalah lahirnya izin Kontrak Karya tambang Grasberg di Papua ke Freeport.

Kondisi tersebut terus berlanjut ketika sang putra (Prabowo) menikah dengan putri penguasa Orde Baru (Titiek Soeharto). Sebuah kolaborasi untuk semakin melanggengkan kekuasaan dari ancaman apapun.

Soemitro, Prabowo dan Soeharto adalah gabungan dari intelektual, penguasa politik dan prajurit militer yang menjaga kekuasaan   yang despotik dari Orde Baru. Itu yang kemudian dijatuhkan oleh gerakan reformasi pada tahun 1998.

Dengan begitu, tak bisa dipungkiri bahwa kekuatan pendukung Prabowo saat ini adalah kekuatan politik yang secara historis terlibat dalam menghancurkan kekuatan politik anti-imperialism dan anti-kolonialisme Soekarno dengan gagasan Tri Saktinya.

Secara historis kekuatan pro imperialis itu telah terbukti menghancurkan sistem demokrasi demi kekuasaan. Ancaman kembalinya masa-masa penuh represif, horror dan ketakutan kini telah membayang dalam pentas politik Indonesia.

Oleh karena itu, bukan tidak mungkin jika koalisi reaksioner ini menang maka semua sejarah kelam yang dialami bangsa ini akan terkubur dan tidak akan diketahui oleh generasi selanjutnya.

Sebaliknya gerakan-gerakan demokratis yang saat ini mulai bangkit mempertanyakan hak nya sebagai warga Negara akan kembali layu sebelum berkembang. 

Ambisi Prabowo untuk maju Presiden kali ini didukung oleh sisa Orde Baru, kelompok anti-demokrasi, dan penyokong fundamentalisme agama. Sebuah perpaduan yang mengerikan bila mereka diberikan kesempatan berkuasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar