Front Pembela Islam (FPI) terlibat dalam pengepungan Asrama Mahasiswa Papua AMP di Surabaya, Jawa Timur. Namun anehnya, mereka menyangkal keterlibatan tersebut.
Padahal, dalam rekaman video yang beredar, mereka terlihat jelas turut serta dalam pengepungan tersebut. Bahkan, mereka terlibat dalam tindakan rasisme kepada Mahasiswa Papua.
Namun apa kata FPI? Merek mengklaim itu sebagai rasa cinta demi membela NKRI.
Pernyataan itu kontradiktif dengan kelakuan FPI selama ini. Sejak kapan mereka berubah jadi nasionalis?
Karena mereka sendiri telah sepakat untuk mewujudkan NKRI Bersyariah alias khilafah di Indonesia.
Lucunya, FPI mengaku hanya diajak oleh ormas lain dalam penyerbuan Asrama Mahasiswa Papua itu. Ini seperti tindakan lempar tangan dan pengecut atas tindakan yang telah mereka lakukan.
Secara kronologi, kejadian pengepungan mahasiswa Papua itu berawal dari peredaran hoaks berupa foto bendera merah putih yang dirusak. Hoaks itu beredar melalui grup Whatapps.
Namun ternyata hoaks itu terbukti tidak benar karena pelakunya bukan mahasiswa Papua.
Fakta lain, FPI sendiri terlibat koordinasi dengan ormas-ormas lain untuk melakukan penyerangan. Artinya, mereka memang telah merencanakan sebelumnya.
Jadi tak masuk akal jika FPI seolah hanya diajak dan pasif dalam pengepungan Asrama Mahasiswa Papua itu. Kenyataannya mereka justru sebagai pelaku aktif.
Sudah terlampau banyak kelakuan FPI yang pengecut dengan melempar tangan ketika kesalahannya terungkap publik.
Anehnya lagi, kini FPI berubah atau mendadak menjadi pembela NKRI. Padahal sebelumnya mereka memiliki agenda islamisasi di Indonesia.
Tindak tanduk tiba-tiba nasionalis dari FPI itu terpaksa dilakukan sebagai taktik belaka. Tujuannya demi memuluskan proses perpanjangan izin ormas mereka.
Selain sebagai pengalihan isu agar wacana islamisasi mereka untuk mewujudkan NKRI Bersyariah tertutup dengan isu separatisme.
Itulah taktik licik dari ormas FPI. Meskipun mereka menggalang jalan seperti itu, tetapi kita tak bisa dibodohi begitu saja.
Jangan tertipu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar