Politik Tagar kembali diserukan oleh politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera. Seperti kritikan tagar yang lalu, kini Mardani mengajak masyarakat untuk menggunakan tagar #GrusaGrusu
Tagar #GrusaGrusu ini diarahkan untuk merespon rencana pemindahan Ibukota ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, sebagaimana diinisiasi oleh pemerintahan Presiden Jokowi.
Tanpa melihat konteks dan memahami alasan pemerintah, Mardani langsung mengkritik saja. Tapi seperti yang dulu-dulu, kritikan itu juga tanpa diikuti solusi nyata. Jadi mirip sebatas nyinyir tanpa substansi.
Sebagai oposisi sejati, tentu saja, dia gengsi untuk mendukung kebijakan pemerintah, meskipun kebijakan itu benar sekalipun.
Yang ada, dia hanya mau menyerang dan menjatuhkan pemerintah saja, agar dirinya dan kelompoknya dianggap paling pintar dan bisa berkuasa.
Padahal, kalau dikaji secara serius, rencana pemerintah untuk memindahkan Ibukota itu sudah direncanakan sejak dulu. Berbagai kajian dan riset dilakukan untuk mencari solusi atas masalah Ibukota dan Jawa saat ini.
Rencana tersebut sudah digagas sejak lama, bahkan rencana itu sudah ada sejak era Presiden Soekarno. Kala itu, Kalimantan Tengah dicanangkan sebagai calon Ibukota negara yang baru.
Harus diakui, sebagai bangsa besar dengan usia 74 tahun, kita belum pernah menentukan dan merancang Ibukota sendiri.
Setelah studi intensif selama 3 tahun terakhir, akhirnya diputuskan bahwa lokasi ideal untuk Ibukota Negara Indonesia adalah di Kalimantan Timur.
Tujuan pemindahan Ibukota ini, diantaranya, untuk mengurangi beban Jakarta sebagai pusat pemerintahan, bisnis, keuangan, perdagangan, jasa, serta bandara dan pelabuhan terbesar di Indonesia.
Selain itu, juga untuk mengurangi beban Pulau Jawa yang semakin padat penduduk, kemacetan lalu lintas yang parah, polusi udara dan air yang tinggi, dan daya dukung lingkungan yang sudah tak memadai.
Di samping itu, pemindahan Ibukota ini juga untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antara kawasan Jawa dan di luar Jawa. Pemerataan ekonomi adalah aspek yang penting atas kebijakan ini.
Dengan konteks dan alasan di atas, maka tuduhan grusa-grusu atas kebijakan tersebut sepertinya salah alamat. Rencana pemindahan Ibukota Negara ini sudah tepat sekarang.
Kini saatnya kita optimis menatap masa depan Indonesia yang maju. Pembangunan ekonomi yang merata dan sumber daya manusia yang unggul.
Dan, pemindahan Ibukota ini adalah satu diantara langkah untuk mewujudkan harapan tersebut.
Jadi jangan mau dibodohi oleh oposisi yang kurang paham dengan kebijakan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar