Sabtu, 17 Agustus 2019

NKRI Bersyariah Tak Diperlukan, Cukup NKRI saja, Titik!




Wacana "NKRI Bersyariah" yang dikeluarkan Ijtima Ulama ke-IV ditolak oleh berbagai pihak. Mereka umumnya menyebut konsep tersebut sudah kadaluarsa dan tak sesuai dengan semangat kebangsaan Indonesia.

Sebagaiamana diketahui, Ijtima Ulama ke-IV tersebut diinisiasi oleh beberapa kelompok radikal, diantaranya PA 212, FPI, dan HTI. Ijtima Ulama itu adalah upaya untuk mencari panggung setelah ditinggalkan oleh kubu Prabowo. 

Lucunya, seolah Ijtima Ulama itu penting bagi bangsa Indonesia. Namun faktanya tidak. Mereka hanya halusinasi saja ketika mensejajarkan diri dengan ormas besar, seperti NU dan Muhammadiyah. 

Oleh karena itu, ketika mereka menyinggung konsep NKRI Bersyariah, maka langsung berakhir dengan penolakan dari berbagai pihak.

Salah satu tokoh Islam yang menolak gagasan NKRI Bersyariah tersebut adalah pengasuh Pondok Pesantren Tebuirang, KH. Shalahudin Wahid atau Gus Solah. Ia berpendapat, tidak perlu ada istilah NKRI bersyariah. Alasannya, tanpa embel-embel syariah, syariat Islam sudah berjalan di Indonesia. 

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, yang biasa disapa Gus Solah itu menjelaskan, dulu UUD 1945 mengandung kata syariah yakni "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". 

Tujuh kata itu, kata Gus Sholah, dicoret menjadi Ketuhanan yang Maha Esa. Sehingga sekarang tidak ada lagi istilah NKRI bersyariah. 

Senada dengan Gus Sholah, Ketua Dewan Pimpinan PKB Abdul Kadir Karding yang menolak seruan NKRI Syariah karena konsep dasar bernegara Indonesia sudah final dan tak perlu embel-embel. 

Meski kerap berkoar-koar soal agama dan Tuhan, tapi dasarnya PA 212 itu sedang berpolitik. Kelompok yang beranggotakan FPI dan HTI itu terlihat secara gamblang berpolitik saat menawarkan dukungan dengan kontrak politik. Hal tersebut pernah sukses di Pilkada DKI 2017 namun gagal di Pilpres 2019. 

Keberadaan PA 212 ini berpotensi memecah belah kerukunan antar umat beragama yang sudah terjalin erat. Mereka aktif memprovokasi umat agar membenci pemerintah, bahkan mengampanyekan menolak hasil Pilpres 2019 dan tidak mau mengakui Presiden hasil Pilpres 2019.

Untuk itu, jangan pernah tertipu dengan mereka yang berpolitik dengan jubah agama. Tujuan dan kepentingan mereka sebenarnya sama saja, hanya seolah terlihat suci. 

Itulah esensi dari politisasi agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar