Jumat, 09 Agustus 2019

Nasib Amien Rais pasca Pilpres 2019, Dari People Power menuju Powerless



Nasib tragis menghampiri Amien Rais di sisa-sisa umurnya yang makin pendek. Dia berlari kesana-kemari, tanpa prinsip, hanya demi ambisi pribadi. 

Bagi Amien Rais, lompat posisi dalam politik bukan perkara berat. Ia bisa saja berganti haluan dengan seketika, asalkan itu menguntungkan kepentingannya sendiri.

Misalnya, Amien dulu paling lantang berteriak jika Prabowo harus bertanggung jawab atas pelanggaran HAM pada Mei 1998. Namun kini, si kakek tua ini dua kali mendukung Prabowo menjadi calon presiden.

Kemudian, saat kerusuhan 21-22 Mei lalu, dia menuduh Polisi ugal-ugalan seperti PKI. Namun setelah ada klarifikasi dari pihak kepolisian, dia sejurus kemudian menarik pernyataannya.

Tak hanya itu, beberapa waktu lalu, Amien teriak-teriak people power jika Prabowo tidak dimenangkan oleh KPU. Namun kini si kakek tua ini meminta power sharing kepada pemerintahan Jokowi.

Itulah sekelumit kisah perjalanan Amien Rais yang inkonsisten dan pragmatis. Meski bergelar Profesor politik, namun dia sendiri tak mencerminkan laku politik yang benar.

Panggung politik memang penuh dengan intrik, kebenaran sejati harusnya kebenaran yang konsisten. Sikap plin-plan Amien Rais ini menandakan bahwa dirinya memang jauh dari kebenaran itu sendiri.

Bahkan terakhir ini, nasib Amien Rais semakin mengenaskan. Setelah junjungannya kalah, dia juga akan ditendang oleh kawannya sendiri. 

Ya, PA 212 berencana untuk mendepak Amien Rais dari jabatan Dewan Penasihat. Melalui Ijtima Ulama ke-IV, mereka akan membersihkan nama-nama yang dianggap plin-plan, dalam konteks ini Amien Rais termasuk.

Amien Rais dinilai telah mencederai PA 212 lewat pernyataannya perihal power sharing 55-45 terhadap partai koalisi Presiden Jokowi. 

PA 212 tidak bisa menerima pernyataan tersebut termasuk pernyataan Amien Rais yang mengelompokkan partai Allah dan partai setan.

Jadi nasib Amien Rais ini mengenaskan. Bila dulu dia menyerukan people power, sekarang dia justru powerless (tanpa kekuatan alias tak berdaya). Bagaimana nasib gelandangan politik ini ke depannya? 

Harapan kita sederhana saja. Semoga dia bisa menurup mata dengan tenang saja. Tak lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar