Minggu, 04 Agustus 2019

Inginkan Jatah Kursi, Inilah Manuver Politik Partai Nasdem



Dinamika politik terus menggeliat pasca kemenangan Joko Widodo di Pilpres 2019. Sejumlah partai bermanuver untuk meningkatkan daya tawarnya di hadapan Presiden.

Hal ini seperti yang dilakukan oleh Partai Nasdem. Partai pimpinan Surya Paloh tersebut terlihat beberapa kali menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh untuk mengirim 'sinyal' ke Presiden Jokowi dan PDI Perjuangan. 

Sebagai contoh, manuver politik Nasdem terlihat dalam pertemuan empat ketua umum partai politik koalisi Jokowi. Sebagai informasi, pertemuan empat ketum partai itu dihelat di DPP Nasdem, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Manuver dilanjutkan dengan langkah Ketua Umum Nasdem Surya Paloh bertemu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Bahkan, seusai pertemuan Surya Paloh menyinggung kemungkinan mendukung Anies di Pilpres 2024.

Meski bermanuver seperti itu, Partai Nasdem tak benar-benar berani untuk menjadi oposisi. Tetapi ereka melakukan manuver politik demi kepentingan partainya. Terutama, berkaitan dengan jatah mendapatkan menteri di kabinet Jokowi.

Hal ini seperti penilaian pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun. 

Menurutnya, manuver politik yang dilakukan saat ini hanyalah strategi Partai Nasdem agar mendapatkan jatah kursi kabinet lebih banyak dibanding partai lain.

Kita pun sependapat dengan penilaian tersebut. Partai Nasdem ini tak mungkin berani mengambil langkah nekat untuk menjadi oposisi. Dinamika politik yang terjadi hanyalah soal kuat-kuatan 'bergaining' politik.

Mereka hanya ingin mendapatkan kursi lebih banyak, dan tak ingin jatahnya berkurang jika partai-partai pendukung Prabowo merapat ke pemerintahan.

Bidak catur Surya Paloh kali ini mudah terbaca. Mungkin Presiden Jokowi juga lebih tahu, dan telah menyiapkan antisipasinya. Lihat saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar