Jejak Papua dalam Republik Indonesia seturut dengan pendirian negara ini. Banyak aktivis kemerdekaan yang berasal dari wilayah paling ujung timur tersebut.
Diantara pejuang kemerdekaan dari Papua itu adalah Frans Kaisiepo. Dari keringatnya, lahir nama Irian, akronim dari 'Ikut Republik Indonesia Anti Nederland'.
Di kala perintah mengibarkan bendera bintang kejora menggema dari Belanda, Ia memilih merah putih dengan segala risiko.
Frans, yang lahir di Wardo, Biak, Papua, 10 Oktober 1921, dikenal sebagai aktivis gerakan kemerdekaan RI sejak muda. Setelah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, dia jadi salah satu orang yang mengibarkan sang saka Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di Papua.
Sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam mengatakan perkenalan Frans dengan rasa nasionalisme Indonesia dimulai saat dia bertemu dengan Sugoro Atmoprasodjo, seorang mantan bekas tahanan politik di Digul.
Perkenalan inilah yang menumbuhkan rasa kebangsaan. Kemudian rasa nasionalisme itu makin bertambah saat dirinya bersekolah di Bestuur School/Pamong Praja pada 1952-1954.
Gerakan dukungannya terhadap Indoenesia dimulai dari hal dasar, yakni soal nama. Ia mempromosikan nama Irian, alih-alih Papua.
Irian diketahui berasal dari Bahasa Biak, Papua, yang berarti 'sinar yang menghalau kabut'. Dalam Bahasa Merauke, "Iri" artinya ditempatkan atau diangkat tinggi, sementara "an" artinya bangsa. Sehingga, Irian adalah bangsa yang diangkat tinggi.
Pemilihan nama Irian oleh Frans untuk dipromosikan itu sangat tepat. Sebab, nama ini sangat Indonesia karena merupakan kependekan dari 'Ikut Republik Indonesia Anti-Nederland'.
Sementara, nama Papua dipakai di era penjajahan Belanda.
Frans pernah didapuk sebagai Gubernur Irian Barat dari 1964 hingga 1973. Dia juga menjadi anggota Kepemimpinan Hakim Tertinggi, Dewan Pertimbangan Agung RI pada 1972.
Frans meninggal pada 10 April 1979 kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional menurut Kepres 077/TK/1993.
Frans menjadi salah satu tokoh sejarah yang dipilih untuk dilukis dalam edisi terbaru uang kertas rupiah Indonesia edisi 2016, yakni uang kertas senilai Rp10 ribu.
Perjuangan Frans Kaisiepo adalah bukti perjalanan Papua dalam sejarah Republik Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa Papua merupakan bagian dari NKRI sejak dulu.
Kita harus berkomitmen teguh untuk menjaga Papua selamanya. Papua sama dengan Jawa, sama-sama anak bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar