Minggu, 21 April 2019

Awas, Prabowo Delusi!

Delusi Prabowo Subianto semakin menjadi-jadi pasca Pemilihan Presiden 2019 ini. Betapa tidak, meski belum ada hasil resmi dari KPU, capres nomor urut 02 itu telah mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden hingga tiga kali.


Delusi adalah jenis gangguan mental di mana penderitanya tidak dapat membedakan kenyataan dan imajinasi, sehingga dia meyakini dan bersikap sesuai dengan hal yang dipikirkannya. 


Penderita gangguan delusi meyakini hal-hal yang tidak nyata atau tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Walau sudah terbukti bahwa apa yang diyakini penderita berbeda dengan kenyataan, penderita tetap berpegang teguh pada pemikirannya.


Beberapa kondisi di atas sepertinya sudah ada pada diri Prabowo, dkk. Mereka tak mau mengakui hasil quick count, bahkan menyalahkannya, kemudian mendeklarasikan diri sebagai Presiden RI. 


Kondisi ini diamini oleh pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Prof. Hamdi Muluk. Menurutnya, kengototan Prabowo Subianto yang mengklaim dirinya memenangi Pilpres 2019 dapat berpotensi mengalami gangguan kejiwaan atau delusi. 


Hamdi menilai kecenderungan delusi itu muncul karena Prabowo tak mau menerima kenyataan. Dimana Prabowo mengklaim meraup 77,94 persen suara berdasarkan real count BPN hingga Kamis (18/4) pukul 22.00 WIB. 


Kenyataannya, lembaga survei kredibel jelas-jelas menunjukkan kemenangan Jokowi-Ma’ruf. Selain itu, real count KPU pun masih memenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut 01 tersebut. 


Gangguan delusi politik Prabowo merupakan penyakit lima tahunan. Deklarasi kemenangan serupa juga pernah dilakukan pada 2014. 


Yang harus dikhawatirkan dan disoroti dari delusi politik Prabowo ini ialah penularan gangguan delusi kepada masayrakat dan pendukung. Jika delusi hanya terjadi pada satu orang tidak masalah. Namun, akan menjadi masalah besar bagi negeri ini ketika banyak orang terjangkiti. 


Kalau bukan delusi, BPN Prabowo-Sandi seharusnya bersikap terbuka dan berani membandingkan hasil real count BPN dengan lembaga survei lainnya. Validitas real count BPN wajar dipertanyakan bila tak pernah ditunjukkan kepada publik.


Itulah kekacauan alam pikir dan mental Prabowo dan pendukungnya. Semoga mereka cepat sehat dan waras kembali, serta mau menerima hasil Pemilu dengan lapang dada atau legowo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar