Minggu, 07 April 2019

Politik Berbalut Agama, Cara Kampanye Prabowo yang Berbahaya untuk Kebhinekaan

Pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dikabarkan menggelar kampanye akbar pada Minggu (7/4/2019). 


Kampanye besar-besaran di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan Jakarta ini dikemas dalam bentuk shalat shubuh berjamaah. 


Kampanye itu pun disayangkan oleh sejumlah pihak karena dikemas dengan kegiatan agama. Sebab, kegiatan di SUGBK itu jelas-jelas kegiatan politik, bukan acara keagamaan.


Dengan kampanye seperti itu, paslon 02 terbukti memakai politik identitas dengan menjual agama untuk kepentingan politik. 


Padahal, acara kampanye politik yang dikemas dengan kegiatan keagamaan bisa berpotensi menimbulkan gesekan di masyarakat karena isu SARA sangat sensitif.


Kemudian, penggunaan agama oleh kubu Paslon 02 untuk mobilisasi massa itu sangat membahayakan kehidupan, karena berpotensi merusak toleransi dan memecah belah kebhinekaan.


Cara berpolitik kubu Prabowo itu sungguh berbanding terbalik dengan kubu Jokowi. Bila Jokowi fokus pada program dan gagasan positif dan kreatif, tidak dengan lubu 02 tersebut.


Di sinilah kubu Prabowo harusnya belajar dari Jokowi. Sebaiknya mereka tidak menggunakan narasi agama dalam kontestasi Pilpres 2019 dan lebih baik menjual program-program selama 5 tahun ke depan apabila terpilih nanti.


Mari kita berpikir waras dan logis, mau pilih kandidat yang suka memobilisasi massa dengan agama untuk kepentingan politik, atau presiden yang mengajak bekerja dengan gagasan maju? 


Bila ingin Indonesia Maju, tentunya pilih Jokowi-Maruf Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar