Jumat, 26 April 2019

Terbongkar Lagi, Kebohongan Real Count Kubu Prabowo di DIY dan Bali


Kebohongan kubu Prabowo-Sandi terkait hasil Pemilu semakin tak terbantahkan. Hal ini berdasarkan data yang mereka jadikan dasar klaim kemenangan di beberapa daerah. 


Setelah kebohongan kubu 02 terkuak di Lampung, Riau, dan Bangka Belitung, kali ini klaim tanpa dasar terulang untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 


Pihak 02 mengulang pola kebohongan yang sama. Data yang mereka sajikan jauh dari akurat karena hanya berdasarkan sampel di beberapa TPS (tempat pemungutan suara). 


Skenario yang sama dan selalu diulang, sehingga siapa pun mudah melacak bagaimana kebohongan yang mereka bangun.


Di Yogyakarta, misalnya, berdasarkan suara sah yang masuk di KPU pada Rabu (24/4/2019) pukul 15.00 WIB, terdapat 837.364 suara dengan pembagian 591.776 untuk Jokowi-Amin dan 245.588 untuk Prabowo-Sandi. Namun kubu 02 sudah menyatakan sebaliknya. 


Real count versi kubu 02 menyatakan menang dengan keunggulan 52,70 persen. Padahal, kalau dibuka secara gamblang, real count kubu 02 itu hanya dari 19 TPS dengan jumlah 403 suara. Padahal sebenarnya di Yogyakarta ada 11.700 TPS dengan jumlah pemilih 2.731.874. 


Hal ini menunjukan betapa masifnya  kebohongan yang dibangun oleh kubu 02 sehingga menipu calon yang mereka usung sendiri. 


Apalagi mereka mengatakan menang di Bali. Itu adalah kebohongan besar sebab Bali merupakan kandang PDIP dan kantong suara besar Jokowi. 


Tim pemungutan suara internal kubu Paslon 02 membuat kebohongan yang sangat masif sehingga menipu capres yang mereka usung sendiri. Bayangkan jika Prabowo-Sandi baru menyadari bahwa mereka selama ini ditipu oleh tim mereka sendiri.


Oleh karena itu, sudah benar apa yang disampaikan oleh Wakil Direktur Direktorat Saksi TKN, Lukman Edy bahwa kebohongan demi kebohongan terus disuarakan untuk mempengaruhi pemikiran publik bahwa 02 telah unggul, padahal kenyataannya suara 02 jauh di bawah 01. 


Sebaiknya kubu 02 menghentikan kebohongan di depan publik, sebab kebohongan tersebut akan mudah dipatahkan dengan data nyata di lapangan. Kebenaran akan menemukan jalannya sendiri. 


"Becik ketitik, ala ketara" begitu kata orang Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar