Selasa, 16 April 2019

Menuju Otoritarianisme, Bocornya Rencana Prabowo Bila Menang Nanti

Watak otoriter Prabowo Subianto semakin kentara. Hal ini terlihat dari laporan jurnalis investigatif, Allan Nairn. 


Dalam laporan yang dirilis di blog terbarunya, Allan Nairn merilis laporan terbaru tentang rancangan skenario Prabowo jika menang di Pilpres 2019. Informasi ini diakuinya berasal dari informasin intelijen Indonesia. 


Dalam laporan itu, Allan menyebut sejumlah skenario yang dirancang Prabowo jika menang dalam Pemilu 2019. Laporan Allan berdasarkan notulensi rapat yang digelar di kediaman Prabowo di Jalan Kartanegara Nomor 4, Jakarta Selatan. Pertemuan ini digelar usai Prabowo bertemu Susilo Bambang Yudhoyono di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. 


Pertemuan dihadiri 11 orang dan berasal dari 8 jenderal purnawirawan dan tiga orang sipil, yang disebut Allan dengan mengutip laporan itu sebagai “lingkaran satu” Prabowo. Dalam pertemuan itu, muncul sejumlah kesepakatan. 


Prabowo Subianto telah menyusun rencana untuk melakukan penangkapan massal, baik terhadap lawan-lawan politik maupun koalisinya, tulis Allan. 


Untuk itu, tulis laporan Allan seperti tertulis dalam dokumen yang ia kutip, rapat itu membuat tim untuk melakukan tugas-tugas khusus “mengadili sebanyak-banyaknya lawan politik,” dan “melumpuhkan” kelompok-kelompok Islamis yang menyokong kampanye Prabowo-Sandiaga setelah terpilih sebagai presiden. 


Prabowo telah menyiapkan apa yang diistilahkan Allan sebagai “Malam Pisau Panjang” (istilah yang dipakai sejarawan untuk membersihkan sekutu Hitler di Nazi) untuk mengonsolidasikan kekuasaan sekaligus menyakinkan Washington.


Untuk menjalankan siasat tersebut, Arief Pouyouno (Waketum Gerindra) bertugas menggagalkan gugatan hukum para pekerja Freeport terhadap PT. Freeport. Arief Pouyuono juga salah satu dari tiga orang sipil yang hadir dalam rapat strategis di rumah Prabowo pada 21 Desember.


Untuk mengamankan kebijakan dalam bidang hukum, Prabowo menunjuk sejumlah orang yang bertugas memilih Kapolri, Jaksa Agung dan pimpinan KPK. 


Prabowo juga berencana memperkuat Gerindra dan menugaskan BIN melumpuhkan kelompok Islam radikal yaitu HTI, FPI dan JAD untuk memperlihatkan kepada AS bahwa Prabowo-Sandiaga tegas mengatasi radikalisme serta terorisme. 


Di samping itu, Prabowo juga berencana melumpuhkan partai koalisi oposisi dan menjatuhkan Demokrat serta PKS melalui berbagai kasus korupsi lama maupun baru agar Prabowo terkesan sebagai Presiden yang kuat dan tegas dalam menegakkan hukum. 


Selain itu, Prabowo juga memiliki kepentingan menjatuhkan Demokrat karena dendam politik lantaran SBY memecat Prabowo dari Angkatan Darat setelah Soeharto jatuh.


Dengan laporan dari Allan Nairn itu telah terbukti bahwa Prabowo adalah capres keji yang mementingkan diri sendiri dan menusuk para pendukungnya dari belakang. 


Prabowo akan sangat berbahaya bagi situasi dan kondisi bangsa jika terpilih di Pilpres 2019. Indonesia akan kembali seperti Orde Baru lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar