Lagi-lagi, kubu Prabowo-Sandi menyebarkan tudingan sesat dengan berdasarkan informasi palsu. Kali ini terkait dengan tudingan sesatnya mengenai kecurangan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU.
Pasalnya, Anggota Bawaslu RI Rahmat Bagja mengungkapkan, kesalahan input data sistem informasi penghitungan suara (Situng) KPU ternyata tidak sebanyak yang dilaporkan oleh Relawan IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Dari penelusuran Bawaslu, salah input Situng KPU tersebut tidak sebanyak 73.715. Tetapi hanya 7.300-an kesalahan input Situng.
Itu pun kebanyakan diantaranya lantaran C1 nya yang bermasalah. Meski begitu, ada 7 ribuan C-1 yang masih bisa diperbaiki.
Padahal sebelumnya, Relawan IT dari BPN Prabowo-Sandi melaporkan hasil verifikasi data aplikasi penghitungan suara (Situng) KPU ke Bawaslu RI pada Jumat (3/5/20109).
Mereka mengklaim menemukan 73.715 kesalahan input data Situng atau sebesar 15.4 persen dari total 477.021 TPS yang telah diinput.
Dengan penemuan Bawaslu di atas, maka BPN yang telah sengaja melakukan delegitimasi terhadap kerja KPU dengan modus penggelembungan kesalahan. Hal itu tujuannya agar masyarakat semakin mendegradasi kinerja KPU.
Tindakan tersebut merupakan salah satu dari serangkaian strategi yang diterapkan BPN agar paslon yang diusung memenangkan kontestasi Pilpres dengan cara apapun, termasuk dengan informasi bohong (hoaks).
Inilah yang berbahaya dari narasi curang yang diusung kubu Prabowo-Sandi. Mereka menggiring opini masyarakat pada sesuatu yang salah demi menguntungkan kepentingan mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar