Sikap mencla-mencle kembali ditunjukan oleh Amien Rais terkait dengan people power. Kemungkinan besar itu dilatarbelakangi oleh 'ciutnya nyali' Anggota Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandi itu atas tudingan makar kepadanya.
Hal tersebut terlihat jelas dari melunaknya sikap Amien Rais saat mendefinisikan people power yang sempat diserukannya. Menurutnya, people power versinya itu bukan untuk mengganti rezim, tetapi hanya "enteng-entengan" (ringan) saja.
Pernyataan itu diungkapkannya saat memberikan kesaksian dalam dugaan makar untuk tersangka Eggi Sudjana di Direskrimum Polda Metro Jaya.
Tentu saja, apa yang diungkapkan Amien Rais itu berbeda dengan awalnya yang terlihat garang. Dulu dia berniat untuk mengerahkan massa demi menjatuhkan Jokowi.
People power yang "enteng-entengan" itu juga tidak sesuai dengan yang dipraktikkan selama ini, terutama dengan banyaknya narasi provokasi dan upaya menganulir hasil Pemilu.
Perubahan drastis ucapan Amien Rais itu kemungkinan besar karena nyalinya menciut saat tudingan makar diarahkan kepadanya. Ia ternyata merasa takut dengan ancaman hukuman yang menimpanya.
Kali ini kita kembali menyaksikan sikap pengecut dan mencla-mencle dari seorang sengkuni tua, Amien Rais. Wataknya itu tak berubah sejak puluhan tahun lalu.
Yakni, suka mengadu domba, provokasi dan menyebarkan kebencian, tetapi pada dasarnya dia tak memiliki nyali yang berani bila mulai dihadapkan dengan hukum.
Itulah kelakuan Amien Rais, sang sengkuni tua, yang tak berubah sejak dulu. Alih-alih makin bijak di hari tuanya, justru makin pengecut.
Semoga kita bukan golongan yang mengikuti omongannya. Kecuali akal sehat dan hati nurani telah mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar