Senin, 06 Mei 2019

PAN Logis dan Taktis, Kemungkinan Besar akan Berbalik Dukung Jokowi

Meski masuk ke dalam koalisi Prabowo-Sandi, namun faktanya tak semua petinggi Partai Amanat Nasional (PAN) turut memilihnya. Mereka yang berbeda pilihan itu salah satunya adalah Wakil Ketua Umum, Bara Hasibuan. 


Dan menariknya itu dianggap wajar saja oleh para petinggi PAN lainnya. Hal ini berdasarkan pengakuan Bara Hasibuan ke media. 


Saat rapat internal bersama Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, Bara mengaku tak ada teguran terkait sikap politiknya. Kendati ada petisi yang menuntut dia dipecat dari PAN. Dalam rapat tersebut, Bara mengatakan mereka malah banyak tertawa.


Terkait alasannya mendukung Jokowi, Bara mengatakan hanya mengikuti isi hatinya. Selain dirinya, ada juga Sutrisno Bachir dan Wali Kota Bogor, Bima Arya. Bahkan Sutrisno Bachir secara terbuka mengampanyekan Jokowi di Jawa Timur.


Kondisi tersebut menunjukkan bahwa koalisi yang digalang Prabowo-Sandi sudah diambang perpecahan. PAN kini sudah bertindak rasional dengan meninggalkan Prabowo dan memilih merapat ke kubu Jokowi sebagai pemenang Pilpres yang sesungguhnya.


Dengan tegas Bara menyatakan bahwa komitmen partainya mengusung Prabowo-Sandi hanya sampai Pilpres dan setelah itu secara resmi pihaknya akan menunggu perhitungan KPU. 


Hal ini menunjukkan bahwa sebagai bagian dari koalisi, PAN tidak mendukung deklarasi kemenangan Prabowo-Sandi dan lebih mempercayai penyelenggaran Pemilu. Kondisi ini tidak seperti BPN yang selalu berupaya mendelegitimasi KPU.


Apa yang dilakukan oleh PAN ini merupakan langkah yang logis dan taktis. Mereka segera memposisikan diri pasca Pilpres, meski tak harus selalu selaras dengan Prabowo-Sandi. Ke depan, kemungkinan besar partai besutan Zulkifli Hasan ini akan merapat ke kubu Jokowi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar