Senin, 15 Juli 2019

Rekonsiliasi dan Gagalnya Agenda Para Penumpang Gelap di Barisan Prabowo



  

Pertemuan Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto akhirnya membuka tabir kemelut Pilpres 2019 selama ini. Momen tersebut berhasil menunjukan adanya penumpang gelap di barisan Prabowo. 

Yaitu, mereka yang kecewa dan marah-marah karena adanya pertemuan tersebut. Bahkan, mereka sudah menegaskan untuk menarik dukungan dari Prabowo. 

Terang saja mereka marah dan tak terima, karena pertemuan itu telah menjadi titik lenyap kesempatan untuk melanjutkan agenda kelompoknya. 

Bagi mereka, pertemuan Jokowi-Prabowo berarti hilangnya alat, boneka, mainan, dan sarana untuk menghantam negeri ini.

Selama ini, mereka mengangkat Prabowo setinggi-tingginya hingga dijadikan "junjungan" semata agar bisa mengambil manfaat darinya. 

Para penumpang gelap di kubu Prabowo itu adalah para tokoh radikalis yang menjadikan agama sebagai alat destruksi, para pemuja khilafah dan antek-antek teroris. 

Radikalis agamis destruktif ini adalah mereka yang mau menjalankan agamanya secara murni tetapi memaksa orang lain mengikuti jalannya serta menganggap yang lain sesat dan harus disingkirkan karena dianggap sebagai perusak agama. 

Pertemuan di atas telah membuka tabir seluas-luasnya, bahwa tak ada lagi tempat bersembunyi bagi HTI yang selama ini berada di belakang Prabowo. Demikian juga untuk para teroris dan antek-anteknya. 

Makanya, tidak heran jika golongan tersebut kemudian berbalik menyerang Prabowo ketika bertemu dengan Jokowi. 

Setidaknya, dengan mencaci-maki Prabowo, mereka punya peluang untuk tetap memanaskan suasana. Walaupun sebenarnya mereka sedang menunjukkan siapa jati diri sebenarnya.

Untuk itu, Prabowo Subianto harus diselamatkan dari penumpang gelap di barisannya. Karena para penumpang "gelap" atau pembisik itu berusaha "menunggangi" Prabowo untuk agenda yang membahayakan negeri ini.

Dengan demikian, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo menjadi senjakala bagi kelompok-kelompok radikal berbasis agama tersebut. Mereka tak bisa lagi menggunakan sentimen pendukung 01 dan 02 untuk memecah belah masyarakat.

Pun demikian, akhir dari kamuflase mereka. Kelompok yang ingin merusak Indonesia itu sudah jelas. Jangan biarkan mereka merongrong negeri ini lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar